E-LEARNING PADA PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN (PJOK)
Mungkin
kita sulit membayangkan bagaimana sebuah e-learning bisa diterapkan untuk mata
pelajaran Pendidikan jasmani Olahraga
Dan Kesehatan (PJOK). Karena setahu kita bahwa mata pelajaran
PJOK sangat identik dengan kegiatan fisik di luar lapangan yang hampir tidak
mungkin bersentuhan dengan perangkat teknologi.
Sedangkan sebaliknya, e-Learning selalu dikaitkan dengan teknologi, terutama internet.
Sedangkan sebaliknya, e-Learning selalu dikaitkan dengan teknologi, terutama internet.
Yah..
selama ini e-learning memang selalu diidentikan dengan pembelajaran berbasis
internet. Namun, kita perlu tahu bahwa memanfaatkan e-learning tak melulu
dilakukan dengan menggunakan teknologi internet, melainkan bisa melalui media
lain seperti intranet, VIDEO CD/DVD, Audio/MP3,
maupun perangkat teknologi lainnya.
Kenyataan
di lapangan bahwa para guru penjaskes senantiasa memberikan materi yang
berkaitan dengan keterampilan berolah raga dengan metode berceramah sambil praktik, untuk
kemudian diikuti oleh siswa dengan melakukan latihan/praktik serupa. Maka
akan cukup melelahkan jika setiap mengajarkan hal serupa seorang guru harus
mengulang metode yang sama, apalagi untuk kelas dengan jumlah
rombel yang besar.
Dengan
menggunakan e-learning melalui perangkat teknologi di atas, para guru tidak
harus banyak melakukan aktivitas secara teori/praktik, namun dapat
meningkatkan perannya sebagai fasilitator dengan memanfaatkan
teknologi yang mendukung materi yang dibutuhkan. Dengan demikian, para guru
dapat menghemat tenaganya dan bisa memberikan perhatian yang lebih kepada setiap
siswa yang sedang dibimbingnya.
Bagaimana Penerapan E-learning Pada Mata Pelajaran
Penjaskes?
Mengacu
pada kenyataan di atas, maka dalam penerapan e-learningnya, guru dapat
menggunakan media video/simulasi untuk memfasilitasi siswa dalam memahami materi
yang sedang diberikan.
Seperti ketika mengajarkan Kompetensi Dasar “Mempraktekkan keterampilan olah raga..” pada siswa Kelas X, dengan materi pokok tentang berbagai jenis olah raga seperti sepak bola, bola voli, bulu tangkis, softball dan seterusnya, maka guru dapat memberikan contoh video pembelajaran tentang materi terkait, baik berupa video yang dibuat oleh guru yang bersangkutan maupun video latihan yang dilakukan oleh para atlit profesional.
Dengan demikian guru dapat memberikan contoh latihan terbaik, bahkan dari atlit dunia yang telah berpengalaman dibidangnya.
Seperti ketika mengajarkan Kompetensi Dasar “Mempraktekkan keterampilan olah raga..” pada siswa Kelas X, dengan materi pokok tentang berbagai jenis olah raga seperti sepak bola, bola voli, bulu tangkis, softball dan seterusnya, maka guru dapat memberikan contoh video pembelajaran tentang materi terkait, baik berupa video yang dibuat oleh guru yang bersangkutan maupun video latihan yang dilakukan oleh para atlit profesional.
Dengan demikian guru dapat memberikan contoh latihan terbaik, bahkan dari atlit dunia yang telah berpengalaman dibidangnya.
Melalui
e-learning ini pula, para guru juga dapat menyajikan beberapa contoh video
tentang hal yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan saat berolah
raga, sehingga siswa memiliki waktu belajar yang cukup untuk memahami dan
menguasai keterampilan dasar olah raga, sebelum benar-benar berlatih di
lapangan. Hal ini juga akan mengurangi kemungkinan cidera yang
dialami oleh siswa, yang disebabkan oleh proses latihan yang kurang/tidak
benar.
Kapan E-learning Penjaskes Bisa Dilaksanakan?
Lagi-lagi
mengacu pada pelaksanaan pembelajaran penjaskes di sekolah, bahwa biasanya
mapel ini memiliki durasi waktu yang tidak banyak, hanya 2 jam pelajaran saja.
Sehingga untuk menghemat waktu, guru dan siswa cenderung melaksanakan
proses pembelajaran secara langsung di lapangan.
Maka
dalam penerapan e-learning ini, guru dapat menggunakan metode Flipped Classroom yang dikombinasikan (blended) dengan pembelajaran konvensional di
sekolah. Dengan menggunakan flipped classroom, siswa terlebih dahulu dapat
mempelajari materi melalui video pembelajaran di luar jam belajar di sekolah,
sebelum dia mempraktekkannya di lapangan. Baca Kenapa Harus Flipped Classroom?
Materi
dan video yang akan dipelajari oleh siswa ini dapat diberikan secara offline
melalui kepingan VCD/DVD pembelajaran maupun secara online dengan memanfaatkan
e-learning berbasis web/internet.
Di
Indonesia, e-leaning untuk mapel penjaskes ini memang belum banyak diterapkan,
namun di banyak negara di luar negeri, telah banyak sekolah yang menerapkan
e-learning ini. Di antara beberapa situs e-learning yang bisa dijadikan acuan
untuk menerapkan e-learning ini misalnya Kelas Sport pada Coursera.org, Northumbia.ac.uk, SportScience Online, UKLearning College,
dan masih banyak lagi.
Bahkan bintang bola basket NBA LeBron
James, sejak tahun 2012 telah menjalin kerja sama dengan Khan Academy melalui
perangkat teknologi dan interaksi di media sosial untuk melatih anak-anak dalam
belajar olah raga bola basket dan matematika.
Dengan
menerapkan e-learning untuk mata pelajaran penjaskes ini, diharapkan guru tidak
hanya memberikan latihan fisik, melainkan juga memberikan informasi kepada
siswa tentang kesehatan, perkembangan dunia olah raga terkini dan beberapa
kesempatan/prestasi di bidang olah raga yang mungkin bisa diraih oleh siswa.
Dengan
demikian mata pelajaran penjaskes tidak lagi hanya (terkesan) sebagai mata
pelajaran pelengkap, melainkan melalui mapel ini, akan terlahir siswa
berprestasi yang nantinya bisa diharapkan menjadi atlit-atlit profesional.